The Heritage of Sawahlunto

Melanjutkan cerita saya kemarin tentang sawahlunto, berikut ini saya akan berbagi cerita atau gambar tentang bangunan-bangunan sejarah yang ada di kota sawahlunto sumatera barat.

The Heritage of Sawahlunto Indonesia


Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto
Gedung ini dibangun pada tahun 1910 dengan nama "Gluck Auf" dahulu gedung ini digunakan sebagai tempat pertemuan dan jamuan atau pesta para pejabat kolonial belanda yang ada di sawahlunto


Gedung Ombilin Meinen
Gedung ini dibangun pada tahun 1916 yang berfungsi sebagai kantor pertambangan, dan hingga sekarang masih digunakan sebagai kantor pertambangan PT. Bukit Asam (BA UPO).



Gedung Koperasi ONS BELANG
Gedung ini dibangun pada tahun 1920 yang berfungsi sebagai pusat koperasi tempat memenuhi kebutuhan orang-orang eropa dan indo-eropa, gedung ini juga pernah berfungsi sebagai asrama dan kantor BEKA (Badan Ekonomi Kota Arang).



Gedung Pajak Pegadaian
Gedung ini dibangun pada tahun 1917 dengan gaya arsitektur pecinan nan unik, gedung pajak pegadaian ini dulunya juga sempat digunakan sebagai gedung komedi atau gedung pertunjukan.



Kawasan Zeefhuis Saringan
Bangunan pengolahan/penyaringan batu bara ini dibangun pada tahun 1900an sebagai tempat pencucian atau menyaring dan memisahkan batu bara sebelum dimuat ke kereta api untuk dikirim kepelabuhan Emmahaven atau sekarang yang dikenal dengan pelabuhan Teluk Bayur.



Stasiun Kereta Api Sawahlunto
Pembangunan jalur kereta api dari padang menuju sawahlunto dimulai pada tahun 1889, dibangunya jalur kereta api bertujuan untuk memperlancar transportasi angkutan batu bara dari sawahlunto ke pelabuhan teluk bayur.



Rumah Pek Sin Kek
Rumah seorang pengusaha tionghoa ini didirikan pada tahun 1906, rumah atau gedung ini dulunya pernah digunakan sebagai gedung theater, pabrik es dan sekarang gedung ini masih ditempati sebagai rumah tinggal oleh salah satu keturunan pek sin kek dan juga dijadikan toko souvenir bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota sawahlunto.



Masjid Raya Sawahlunto
Pada tahun 1894 dibangun pusat energi listrik PLTU untuk menggerakan mesin dan pengangkutan batu bara, gedung atau bangunan bekas PLTU ini juga sempat beralih fungsi sebagai gudang persenjataan dan perakitan senjata pada masa revolusi. Dan pada tahun 1952 bekas gedung PLTU dan gudang senjata ini dibangun tempat tempat peribadatan umat muslim dan yang unik dari masjid raya sawahlunto ini terdapat sebuah menara masjid yang cukup tinggi, dulunya menara masjid ini adalah cerobong asap PLTU.



Santa Lucia
Bangunan ini dibangun pada tahun 1945-1949, dahulunya bangunan ini dibangun sebagai asrama tentara, sempat juga digunakan sebagai sekolah islam dan kantor agama. Dan sekarang bangunan ini berfungsi sebagai gereja dan sekolah santa lucia.




Lubang Mbah Soero
Dahulunya komplek ini adalah salah satu tempat penambangan batu bara yang ada disawahlunto. Pembukaan lubang soero ini dilakukan sejak tahun 1891 sedangkan proses pembangunannya dilakukan pada tahun 1898. Dilubang mabah soero ini juga dahulunya dipekerjakan orang-orang yang mendapatkan hukuman oleh belanda atau orang-orang tersebut dahulu lebih dikenal dengan sebutan "orang rantai".



Museum Goedang Ransoem
Bangunan ini dibangun pada tahun 1918 dahulunya digunakan sebagai dapur umum dan tempat penyimpanan makanan bagi para pekerja tambang batu bara dan para pasien rumah sakit ombilin.



Makam Pahlawan Muhammad Yamin
Salah satu putra terbaik bangsa Indonesia yang dilahirkan pada kamis 22 agustus 1903 di talawi sawahlunto sumatera barat ini dikenal sebagai konseptor dasar negara, pencetus sumpah pemuda, pakar hukum, pemikir, ahli bahasa, pengarang, pujangga, ahli sejarah, orator maupun politikus dan beliau jugalah yang menciptakan lambang kebesaran polisi militer (PM). Semasa hidupnya, beliau berpesan kepada keluarganya jika kelak nanti beliau meninggal agar jasadnya dimakamkan ditanah kelahiranya di talawi sawahlunto.



Desa Tenun Silungkang
Menurut sejarah, kain tenun asli minangkabau pertama kali di buat di sebuah desa di pinggiran kota sawahlunto ini. Desa Silungkang, sampai sekarang desa ini masih menjadi pusat kain tenun asli minangkabau yang diproses dengan peralatan tradisional. Didesa ini kita akan melihat laki-laki perempuan menenun kain tradisional minangkabau dengan peralatan tenun yang terbuat dari kayu.


Sumber foto :Bisa dilihat disini

Komentar

  1. Wah kotanya indah. Bangunannya bagus bagus, Jepretannya tazam

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah terima kasih kang asep sudah mampir suatu kehormatan di kunjungin kang asep :)

      iya kang, kotanya bersih banget :)

      Hapus
  2. Kang Asep belum pernah kesana ya? kasihan deh

    BalasHapus
  3. yang panti eksotik deh sawahlunto ini mah. kota yang kayak gini nih yang bikin umur kita panjang ya mas

    BalasHapus
  4. saya juga belum pernah kesana, pengen sih, tetapi..?

    BalasHapus
  5. untung saya tau persis alamat Mas Pachrur: Hudream. kalo pake link di komen, belum bisa masuk ke blog ini lho Mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe iya pak, itu komen yang td angelink keblog yg lama saya :)

      Hapus
  6. Mas, saya mau klik reply di komen temen2 di atas, koq nggak bisa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pak, ini saya bisa reply nya lewat hp. Tapi kalo lewat komputer ga mau di riply... bingung saya.. Pak zach mungkin bisa bantu itu knapa ya pak? Dari kemaren saya bongkar2 masih blm bisa2 :/

      Hapus
    2. sekarang sudah bisa reply pak :)

      Hapus
  7. hujan di situ nggak sekarang Mas? di jakarta hujaaaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah disini matahari dan Cirrocumulus sedang bertemu pak.. Alias cerah :) djakarta saya liat berita di tv sebagian banjir ya pak?

      Hapus
  8. bangunan merupakan salah satu saksi dan bukti sejarah kalau negeri ini memiliki budaya yang kuat dan kokoh seperti masih terjaganya bangunan bersejarah di Sawahlunto tersebut..

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mba ana, saya sangat salut dengan pemerintahan daerah kota sawahlunto yang sangat serius merawat bangunan-bangunan tua bersejarah di kotanya.

      Hapus
  9. wahhh bangunannya masih terjaga yah kang dan kerennn bangettt dahhh pokok nya jadi kpenegn langsung kesana nihh kayaknya seru :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kang ainnul, masih terawat dengan baik bangunan-bangunanya :)

      Hapus
  10. Duh kalau mampir ke postingan macam gini jadi ingin nggendutin tabungan, buat jalan-jalan akhir tahun. Untung baru awal tahun nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah brarti nanti akhir tahun tabunganya udah ngumpul banyak nih mas.. hehehe terima kasih udah mampir ke sini mas rudy :)

      Hapus
  11. salam kenal dari bengkel blogger.
    Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto, Gedung Ombilin Meinen, Gedung Koperasi ONS BELANG, Kawasan Zeefhuis Saringan, bergaya arsitektur eropa ya...paninggalan belanda yang sampai sekarang masih di rawat dan difungsikan...sementara Rumah Pek Sin Kek nampak bergaya cina, tapi tampilannya juga sedikit mengadopsi gaya eropa danuigur gan....yang saya salut semua gedung itu masih terawan dan masih dipergunakan...hanya satu kata #salute.
    ok makasih atas infonya dan salam sahabat blogger

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mas dinan :) terima kasih buat kunjunganya mas hehe
      Betul mas, salut banget sama pemerintahan kotanya yang sangat merawat bangunan2nya sampai sekarang masih terawat dan berfungsi dengan baik.

      Hapus
  12. bagus banget gambarnya...sungguh keren deh...

    BalasHapus

Posting Komentar

Berkomentarlah tanpa masalah..

Postingan populer dari blog ini

of monsters & men - little talks

Tongging dan Uang Kertas Seribu Rupiah Tahun 1992

si bos kuda lari